Pages

Sabtu, 30 April 2011

hemionitis


HEMIONITIS

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus, sebab paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengan tumbuhan tinggkat tinggi raven etal(siti,2009:5).

Untuk hemionitis termasuk dari Pteridophyta (paku sejati) yang umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Mereka memiliki makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan ini bervariasi mulai dari terpendek hingga yang tinggi menjulang seperti pohon)
(html://www.tumbuhan-paku-pteridophyta.html).
                                           
  Divisi:Pteridophyta

    Kelas:Filicopsida

      Bangsa:Polypodiales

         Suku:Pteridaceae

           Marga:Hemionitis

              Jenis:Hemionitispalmata


(http://www.klasifikasi hemionitis.com/2011 Herbarium Bandungense/html).


Deskripsi Morfologi
Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelasa dan akar, batang dan daun. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit.Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhan yang mulai dari pantai (pakulaut) sampai sekitar kawah-kawah (pakukawah). Akar tumbuhan paku berupa akar serabut.
Desain daun dan simetri dari sorinya adalah hasil dari jutaan tahun evolusi.Milik  keluarga besar Aspleniaceae dan kromosom diploid (2n = 72). Daunitu, teksturkasardanwarnahijauterang, mereka menyatu dengan daun ivy, maka Portugis disebut "Feto de Folha de Hera."Di Kepulauan Canary disebut "HierbaCandil". Butuh kelembaban permanen sepanjang tahun, dicapai berkat fenomena horisontal pasokan air hujan hutan   pohon salam, yang merupakan habitat mereka ( http://www.asplenium-hemionitis-design-done-art.html).
Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris. Batang yang jarang tumbuh tegak di atas tanah,  Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris (file://www.irshad i-bagas.blogspot.cc/paku-pteridophyta.html)
Sistem Reproduksi

Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.  Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n). (Windham, M. D.,dan G. Yatskievych. 2003)
            Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku. (Windham, M. D.,dan G. Yatskievych. 2003)
             Sedang menurut Yatskievych(2002),menyatakan bahwa siklus Pteridophytes pada umumnya ada dua yakni generasi–sporophyte dan gametophyte– dengan tahapan  sporophyte yang lebih lama. Nonvascular menanam seperti lumut dan liverworts juga mempunyai suatu pertukaran generasi,tahap yang dominan dalam tumbuhan ini adalah tahap gametofit. Di dalam benih tertanam gametophyte tidak lagi  bebas tetapi sudah ada dalam jaringan tisu pada sporophyte yang progresif  pengurangan ukuran melalui berbagai penggolongan gymnosperm. seperti yang ada pada tumbuhan berbunga( angiosperms) gametophyte generasi dikurangi menjadi hanya beberapa sel di dalam kecambah butir tepung sari dan ovules





Deskrips imasing-masing jenis




(http://ww.hemionitis – 20 image at fossilflowers. Org images,phylogeny,nomenclature of hemionitis (pteridophta),html).
Manfaat
Dalam cerita rakyat Asia Hermionitis arifolia digunakan untuk mengobati diabetes tersebut pakis telah medis dievaluasi properti hipoglikemik dan anti-diabetes pada tikus. Beberapa ekstrak yang ditemukan di arifolia Hemionitis benar-benar ditemukan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus gula makan tetapi hanya sejumlah kecil aktivitas hipoglikemik pada tikus semalam non-diabetes berpuasa terlihat. Tidak diketahui apakah ada penggunaan manusia mungkin untuk ekstrak dengan pakis itu tumbuhan ini bisa juga digunakan sebagai tanaman hias                     .                                                                                                                                               (http://www.exoticrainforest.com/Hemionitis%20arifolia%20pc.html).

Referensi

http://www.exoticrainforest.com/Hemionitis%20arifolia%20pc.html
http://www.klasifikasi hemionitis.com/2011 Herbarium Bandungense/html.
http://www.asplenium-hemionitis-design-done-art.html
file://www.irshad i-bagas.blogspot.cc/paku-pteridophyta.html
html://www.tumbuhan-paku-pteridophyta.html

Rahma lubis, Siti. 2009. Keaneka Ragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden . Sumatra Utara.
Smith AR, Pryer KM, Schuettpelz E, Korall P, Schneider H, Wolf PG 2006. A classification for extant ferns. Taxon 55:705-731.
Windham, M. D., AND G. Yatskievych. 2003. Chromosome studies of cheilanthoid ferns (Pteridaceae: Cheilanthoideae) from the western United States and Mexico. American Journal of Botany 90: 1788–1800
Vatsavaya. Raja, A.ragan, S. Suthari dan M.V. Ramana,1462-1464. On the identy and occurence of ophioiglossum costatum (Pteridhophyta=Ophioglossaaceae). In Andra Pradesh, India.
. Yatskievych. 2002. Chromosome studies of cheilanthoid ferns (Pteridaceae: Cheilanthoideae) from the western United States and Mexico. American Journal of Botany 90: 1788–1800